Hijaukan negrimu, wujudkan perubahan….

Diera globalisasi sekarang ini, pemanasan global menjadikan bumi kita semakin rusak ditambah lagi kurangnya kesadaran kita sebagai makhluk hidup yang memiliki akal untuk menjaga lingkungan. Polusi udara, pencemaran air dengan limbah, illegal logging, pembakaran hutan semua dilakukan tanpa nurani.
Pengalaman saya kali ini tidak hanya sekedar liburan biasa. Sebuah danau di daerah Kebun Nopi, Desa Bukit Pedusunan Kecamatan Kuantan Mudik, Kabupaten Kuantan Singingi yang menjadi vanue dayung pon XXVI ini menjadi tujuan kami (mahasiswa pendidikan biologi universitas riau). Melakukan penghijauan adalah salah satu alternative untuk menyelamatkan bumi.

perlombaan rakyat saat berkemah

Dengan memilih cara berkemah dengan dibagi dalam beberapa kelompok kami mendirikan tenda di pinggir danau. Bicara soal berkemah tentu saja dilengkapi dengan acara api unggun. Untuk lebih menyemarakkan perkemahan dimalam hari kami mengadakan acara seperti lomba masak dimalam pertama berkemah kemudian pada malam kedua kami mengadakan unjuk kreasi seperti penampilan kabaret, parodi, iklan, video klip, dll. Selain itu pemerintah setempat juga menyuguhkan kami dengan pertunjukan tradisional Kuansing yaitu Randai. Sementara disiang hari kamimelakukan penghijauan yang berlokasi diseberang danau, ada sekitar 1000 pohon yang akan ditanam, penanaman dilakukan bekerjasama dengan dinas kehutanan, camat, dan jajaran pemerintahan setempat. Selain menanam pohon kami juga diberi pengarahan tentang pentingnya menjaga kelestarian hutan dan menyelamatkan bumi dari dinas kehutanan. Hari berikutnya kami mengadakan perlombaan rakyat seperti lomba balap karung, lari, dan lomba bakiak. Disela-sela waktu istirahat kami dapat menggunakannya untuk memasak makan siang, ada yang bermain perahu di danau dan ada juga yang duduk-duduk di pinggiran danau sambil bermain gitar serta bernyanyi bersama. Hanya ada satu masalah disetiap perkemahan, yaa .. itu adalah kekurangan aasokan air bersih terutama untuk mandi, meski berada didekat danau tapi danau merupakan lingkupan air tenang yang tidak mengalir. Kami hanya menunggu aliran air dari rumah warga disekitar area perkemahan. Dalam berkemah tidak mandi itu adalah hal biasa. Satu pengalaman mengesankan yaitu ketika turun hujan dimalam hari dan kami semua harus bergeges secepat mungkin meninggalkan tendak menuju gedung aula serta menyelamatkan barang-barang yang sensitive terhadap air, menurut saya itu benar-benar seru. Hari terakhir diperkemahan setelah makan siang kami semua membongkar tenda dan kembali merapikannya, bembersihkan area dari sampah-sampah dengan berkeliling bersama. Perkemahan selama 3 hari itu pun berakhir, liburan dan penghijauan yang menyenangkan.

Categories:

Leave a Reply